Water flooding

Metode Secondary dapat didefinisikan sebagai metode produksi untuk memperoleh sisa minyak di reservoir yang tidak dapat diambil dengan metode Primary. Dalam Metode Secondary ini, suatu fluida yang diinjeksikan ke dalam reservoir minyak sisa tersebut bukan untuk mempertahankan energi reservoir, tetapi secara fisik mendesak minyak sisa dari reservoir. Metode Secondary dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

  1. Injeksi Air (Water Flooding)
  2. Injeksi gas (Gas Flooding)

Metode Water flooding dilakukan dimana air diinjeksikan ke sumur produksi melalui sumur injeksi dan air akan mendorong minyak melalui batuan reservoir sehingga minyak mentah yang memiliki viskositas tinggi akan menurun (encer) dan terdorong ke menuju sumur produksi. Metode ini digunakan pada sumur dengan kedalaman 2000-3000 ft untuk minyak ringan.

Alasan-alasan dilakukan waterflooding sebagai metode tahap lanjut yaitu:

  1. Mobilitas pendesakan yang menguntungkan (cukup rendah)
  2. Berat kolom air dalam sumur membantu menekan, sehingga mengurangi Tekanan injeksi.
  3. Fluida pendesak (air) mudah tersebar di dalam reservoir.
  4. Efisiensi pendesakan baik.

Gas Flooding Secondary Recovery

Metode Secondary Recovery digunakan untuk Memperpanjang umur produktif suatu lapangan yang umumnya dengan menginjeksi air atau gas untuk menggantikan minyak dan mendorongnya ke lubang sumur produksi, menghasilkan pemulihan 20 hingga 40 persen dari minyak asli di tempat.

Metode Secondary Recovery kedua yaitu Gas Flooding.

Fluida yang paling efektif digunakan yaitu Carbon Dioxida (CO²). Campuran karbon dioksida dan air dipompakan ke dalam reservoir dan diikuti dengan Pure Water injeksi yang berfungsi untuk menggerakkan campuran CO² dengan air keluar melalui reservoir. Saat CO² melakukan kontak dengan hidrokarbon, ia akan larut didalam fluida hidrokarbon yang menyebabkannya fluida hidrokarbon lepas dan keluar dari batuan di sekitarnya. Kemudian CO² dan air dipisahkan dari fluida dan dipompakan yang Di mana CO² dikeluarkan dari campuran dan digunakan kembali pada aliran recovery berikutnya.

Injeksi gas dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis yang berbeda tergantung pada lokasi sumur injeksi gas, yaitu:

  1. Crestal gas injeksi
  2. Pattern gas injeksi
  1. Pada Crestal Gas Injeksi, metode ini akan bekerja paling baik jika reservoir sudah memiliki Gas Cap atau reservoirnya memiliki permeabilitas vertikal yang baik yang akan memastikan kontak yang baik antara gas yang diinjeksi dan Fluida Hidrokarbon di bawahnya. Gas yang diinjeksikan ke dalam gas cap akan membantu memperlambat penurunan tekanan reservoir dan membantu perpindahan Fluida Hidrokarbon ke lubang sumur, yang pada akhirnya meningkatkan Recovery minyak. Sebaliknya Pada
  2. Pattern Gas Injeksi, sumur injeksi dibor ke dalam reservoir minyak dan melibatkan penyebaran sumur injeksi gas ke seluruh reservoir minyak dalam pola tertentu (misalnya pola 5 titik atau 7 titik juga umum dengan sumur injeksi air). . Metode injeksi gas ini memerlukan pendispersian gas yang diinjeksi di dalam minyak. Gas yang terdispersi akan menyebabkan reservoir hidrokarbon membengkak, menurunkan viskositas fluida hidrokarbon dan memudahkan fluida hidrokarbon mengalir; akhirnya meningkatkan pemulihan minyak. Akan tetapi, lebih banyak sumur injeksi perlu dibor dalam pattern injeksi gas untuk meningkatkan efisiensi menyapuan area. Ini membuat pattern injeksi gas lebih mahal daripada injeksi gas crestal